Senin, 14 Maret 2022

Jean Hilliard Sempat Dianggap Mati Karena Tubuhnya Membeku


Pada tanggal 20 Desember 1980, Malam itu cuaca di Minnesota, (Amerika Serikat) sangatlah dingin dan bersalju. Jean Hilliard sedang dalam perjalanan pulang setelah keluar malam bersama beberapa temannya. Mobil yang ia kendarai tergelincir di jalan yang tertutup salju, dia kehilangan kendali hingga mobilnya masuk ke dalam parit, untungnya dia tidak terluka dalam kecelakaan ini. Jean kemudian keluar dari mobilnya, dan mulai berjalan mencari bantuan, ia memutuskan untuk pergi ke rumah seseorang pria yang ia kenal diujung jalan untuk meminta bantuan, pria itu bernama Wally Nelson.

Dia kemudian mulai berjalan menuju rumah pria itu, yang jaraknya sekitar 3,22 km. Suhu pada malam itu minus 22°C, Jean berjalan di suhu udara beku, dengan mengenakan mantel musim dingin, sarung tangan, dan sepatu bot koboi.  Dia sangat frustasi dengan cuaca ekstrem, dan jarak yang harus ditempuh terlalu jauh. Setelah berjalan 3,22 km, dia akhirnya melihat rumah temannya, namun Jean sangat kelelahan dan dehidrasi, pada akhirnya dia pingsan di jalan.

Kejadian itu terjadi pada jam 1 pagi, jadi tidak ada seorang pun dijalanan yang mengetahuinya dan menolongnya. Selama 7 jam, tubuh Jean terbaring dalam dingin. Menurut beberapa catatan, tubuh Jean telah membeku, benar-benar berubah menjadi "beku padat". Keesokan paginya pukul 7 pagi, Wally Nelson keluar dari rumahnya dan melihat Jean Hilliard temannya itu terbaring membeku di halaman depan. Dia memeriksa apakah ada tanda-tanda kehidupan, ketika Wally menarik gadis itu, dia menyadari bahwa Jean sudah meninggal karena kondisinya sudah membeku. "Saya mencengkeram kerahnya dan menyeretkan ke teras, kupikir dia sudah mati. Dia membeku lebih kaku dari papan, tapi aku melihat beberapa gelembung keluar dari hidungnya," ungkap Wally.


Wally segera membawa Jean ke dalam mobilnya dan pergi ke Rumah Sakit Kota Fosston. Meskipun Jean tidak menunjukkan tanda-tanda hidup, namun Nelson berusaha melakukan upaya terakhir untuk menyelamatkan temannya itu. Ketika dokter melihatnya, mereka tidak tahu bagaimana cara menyelamatkannya. Wajahnya pucat, matanya menjadi padat, denyut nadinya melambat menjadi sekitar 12 denyut per-menit, petugas medis tidak memiliki harapan untuk menyelamatkan hidupnya. Mereka mengatakan kulitnya sangat keras sehingga mereka tidak bisa memasukkan jarum suntik untuk melakukan infus, suhu tubuhnya terlalu rendah untuk menggunakan termometer, mereka menyadari bahwa Jean hampir mati, menurut George Sather, dokter yang mencoba menyelamatkan Jean, "Tubuhnya dingin, benar-benar padat, seperti sepotong daging yang membeku."

Mereka kemudian mengenakan selimut listrik pada Jean untuk membantunya tetap hangat. Sementara itu, keluarga Jean Hilliard berkumpul dalam doa, mengharapkan keajaiban. Dua jam kemudian, menjelang tengah hari, Jean dia mengalami kejang-kejang yang agresif kemudian sadar kembali. Mendengar tentang putrinya, yang berhasil selamat ibu Jean bergegas ke rumah sakit. Dia memegang tangan Jean dan terus memanggil namanya, setelah beberapa waktu, Jean mulai membuat suara, dan akhirnya meminta segelas air.

Pada akhir hari, Jean mampu menggerakkan tangannya. Tiga hari kemudian, dia bisa menggerakkan kakinya. Para dokter tercengang dengan kemajuannya. Salah satu dokter bahkan menyebutnya sebagai keajaiban dalam sejarah medis. Setelah 49 hari perawatan dan pemeriksaan, Jean bisa meninggalkan rumah sakit, tanpa cedera pada otak atau tubuh. Diyakini bahwa karena adanya alkohol dalam sistemnya, organ-organnya tetap tidak membeku inilah yang mencegah kerusakan pada tubuhnya dalam kondisi berbahaya itu.

 

Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/amp/132817809/bagaimana-jean-hilliard-bisa-selamat-meski-tubuhnya-telah-membeku?page=all

https://intisari.grid.id/amp/032928111/misteri-wanita-es-jean-hilliard-gadis-yang-mati-membeku-di-salju-namun-secara-ajaib-dapat-hidup-kembali-menurutnya-inilah-yang-bantu-selamatkan-dirinya?page=all

0 komentar:

Posting Komentar