Penemuan jenazah di gorong-gorong dengan kondisi hangus terbakar dan tidak dapat dikenali terjadi di negara Jiran Malaysia di tanggal 13 Juni 2003, kasus ini ditangani serius oleh kepolisian negeri tersebut, setelah di identifikasi jasad yang tidak dapat dikenali ini merupakan korban dari penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan korban diketahui adalah Canny Ong yang hilang beberapa hari yang lalu.
(Koban Canny Ong Lay Kian) |
Canny Ong yang saat itu berusia 29 tahun, yang bernama lengkap Canny Ong Lay Kian, yang sebelumnya tinggal dan bekerja di Amerika Serikat dengan suaminya Brendon Ong, dia bekerja sebagai analis IT yang pada waktu itu pulang ke Malaysia, ia berniat mengunjungi ayahnya yang sedang menderita kanker, sehari sebelum dijadwalkan untuk kembali ke AS keesokan paginya.
Canny Ong setelah itu menghadiri makan malam perpisahan bersama beberapa
keluarganya ibunya Perly Visvanathan, dan adik perempuannya Elsie Oge Lee Cheng,
dan teman-temannya di pusat perbelanjaan dekat di Kompleks Bangsal Shopping.
Setelah makan malam mereka akhirnya, Canny bergegas pergi ke tempat
parkir yang berada di bawah tanah untuk mengambil tiket parkir yang berada di
dalam mobil di pusat perbelanjaan, dia meminta ibu dan adiknya untuk menunggunya.
Dan itulah terakhir kali ibu dan adik perempuannya melihatnya.
(Foto Pelaku Dari CCTV) |
Hingga mereka menunggu waktu yang cukup lama ibunya dan adiknya
kemudian menyusul ke tempat parkir namun mereka tidak menemukan Canny dengan mobil
ibunya dengan jenis Proton Tiara warna ungu. Bersama dengan beberapa temannya,
ibu dan adiknya mencari bantuan dari penjaga keamanan dan mereka meminta izin untuk melihat rekaman dari kamera CCTV.
Dalam rekaman video CCTV menunjukkan mobil yang dibawa Canny
didorong dan dikendarai oleh seorang pria tak dikenal dengan kecepatan tinggi
bersama Canny di dalamnya dan menabrak penghalang pintu keluar parkir.
(Jasat Korban Ditemukan Tiga Hari Kemudian) |
Tiga hari kemudian, mobilnya ditemukan terbengkalai di Taman
Petaling, dan beberapa jam kemudian, jenazah seorang wanita ditemukan hangus di
sebuah gorong-gorong di sepanjang lokasi pembangunan New Pantai Expressway di
Batu 7 Jalan Klang Lama, setelah pekerja konstruksi mencium bau busuk yang
berasal dari gorong-gorong.
Dua ban yang diisi semen ditempelkan di badan, untuk dijepit, sebelum dibakar. Dilaporkan bahwa kepala Departemen Investigasi Kriminal Petaling Jaya saat itu, Inspektur Ahmad Razil Yaakub mengatakan identifikasi yang dilakukan oleh mayat itu sulit pada tahap itu, dan hanya dapat ditentukan dengan tes DNA.
(Pelaku, Ahmad Najib Aris) |
Dia mengatakan polisi, bagaimanapun tidak mengesampingkan bahwa itu
mungkin jasad dari Canny, yang menikah dengan seorang warga negara AS, Brendon
Ong. Tiga hari setelah jasad hangus ditemukan, mantan pembersih kabin pesawat,
Ahmad Najib Aris, 27 tahun, ditangkap di rumahnya di Pantai Dalam, dia didakwa
di Pengadilan Sidang Petaling Jaya pada 3 Juli.
Persidangan tahun 2005, yang dipublikasikan secara luas hal ini pun mengejutkan negara Malaysia, pelaku melakukan empat serangkai kejahatan dari penculikan, pemerkosaan, pembunuhan, dan pembuangan tubuh Canny ke dalam lubang got sebelum dibakar.
Pada 23 Februari 2005, Pengadilan Tinggi Shah Alam memvonis Najib
atas pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Canny dan menjatuhkan hukuman 20 tahun
penjara dan mati atas kejahatanya tersebut. Pada tahun 2007, Pengadilan Tinggi
menolak bandingnya.
Pada 27 Maret 2009, Pengadilan Federal menguatkan keyakinan dan
hukuman matinya atas pemerkosaan dan pembunuhan Canny. Pada 21 Oktober di tahun
yang sama, ia gagal mendapatkan izin Pengadilan Federal untuk meninjau kembali
keyakinan dan hukuman matinya.
Setelah menghabiskan 11 tahun di penjara, Ahmad Najib Aris akhirnya
dieksekusi mati pada Senin 26/09/2016 dengan cara digantung, lamanya waktu eksekusi ini karena semua upaya bandingnya habis.
Juru bicara penjara Kajang mengatakan, Najib dieksekusi pada pukul
06:00 waktu setempat (07.00 WIB). Jasadnya kemudian dimakamkan di pemakaman
Sungai Kantan Muslim di Kajang. Najib diizinkan bertemu dengan anggota
keluarganya untuk terakhir kalinya pada Kamis malam, pekan lalu.
Mantan pengacara Najib, Mohamed Haniff Khatri Abdulla menggambarkan
bahwa terpidana seorang "Muslim yang baik" selama di penjara. Najib
bahkan disebutkan sering memimpin shalat, dan doa selama di penjara, ia juga
sering mengajarkan narapidana lainnya tentang agama.
"Setidaknya saat saya di penjara, saya adalah orang yang lebih
baik daripada di luar," kata pengacaranya mengutip ungkapan Najib.
Setelah penculikan Canny, pusat perbelanjaan di Lembah Klang mulai
memperkenalkan bagian parkir khusus wanita yang dijaga di dekat pintu masuk
untuk keselamatan pengemudi wanita yang sendirian. Banyak pusat perbelanjaan
memasang kamera CCTV atau meningkatkan CCTV mereka ke definisi yang lebih
tinggi.
Di beberapa gedung, tombol panik dipasang untuk mencegah
terulangnya kasus serupa, bagian parkir biasanya dijaga oleh petugas keamanan.
Sumber : https://www.nst.com.my/news/nation/2020/07/611857/nst175-nation-horrified-canny-ongs-rape-murder