![]() |
(Foto Carl Grossmann) |
Carl Friedrich Wilhelm Grossmann lahir pada 13 Desember 1863 di
Neuruppin, Jerman. Tidak banyak catatan yang diketahui tentang masa kecilnya,
aktivitas kriminal awalnya tercatat pada usianya masih 20 tahun. Hukuman pidana
diterima ketika ia melakukan tindakan seks yang tidak wajar dengan seekor domba
di Mannheim pada tahun 1896, sementara pada tahun berikutnya dia dihukum karena
melakukan pelecehan seksual terhadap seorang gadis berusia 12 tahun dari
Nuremberg. Kemudian pada tahun 1899 Grossmann dijatuhi hukuman 15 tahun kerja
paksa atas pelecehan seksual terhadap dua gadis di Bayreuth, seorang anak
berusia 10 tahun dan 4 tahun yang terluka parah dalam serangan yang Grossmann
lakukan.
Selama Perang Dunia I, ia pernah direkrut menjadi Angkatan Darat, namun tidak ada rincian yang diketahui secara pasti. Dirinya juga pernah bekerja sebagai tukang daging, tapi Grossmann lebih suka mencari nafkah dengan cara mengemis di jalanan, dan menggunakan sebagian pendapatannya untuk menyewa pelacur hampir setiap malam. Pada awal tahun 1900-an, ia mulai menyewa apartemen kumuh di lantai atas di Lange Strasse 88/89, yang terletak di daerah kumuh ibu kota, yang terletak di dekat perhentian terakhir jalur kereta api Silesia. Ia dianggap tertutup oleh tetangganya, namun diberikan privasi oleh pemiliknya karena ia selalu membayar sewa tepat waktu. Dia juga mempunyai cukup uang untuk menyewa pembantu wanita muda di apartemennya itu di Berlin, namun pembantu itu tidak bertahan lama, dan tak lama kemudian Grossmann mencari pelamar lain untuk menggantikan wanita muda sebelumnya.
(Apartemen milik Carl Grossmann 1921)
Serangkaian Wanita
Menghilang 4 - 20 Tahun Terakhir & Grossmann Yang Kerap Memesan Pelacur.
Dari tahun 1918 hingga 1921 sejumlah perempuan hilang dalam jumlah
yang tidak diketahui di ibu kota Jerman, Republik Weimar, yang berpuncak pada
penemuan lusinan bagian tubuh di Kanal Luisenstadt dan Waduk Engelbecken,
sebagian besar tubuh perempuan ini dilaporkan hilang. Pada bulan Oktober 1920,
seorang wanita yang bernama Freida Schubert yang berusia 33 tahun hilang, dia
telah melakukan perjalanan ke Berlin yang semulanya dari Dresden, dan pada hari
dia menghilang, dia terlihat menjajakan dirinya ke banyak pria, ketika salah
satu pria akhirnya menerima jasanya. Antara tanggal 7/9 Oktober 1920, sisa-sisa
tubuh seorang wanita muda ditemukan di Kanal Luisenstadt, yang kemudian
diidentifikasi merupakan tubuh dari Freida Schubert. Pada tanggal 16 Oktober,
Berliner Morgenpost (surat kabar Jerman) melaporkan bahwa si pembunuh telah
menggergaji tulang-tulangnya dengan sangat brutal seperti lengan korban ditarik
dari bahunya dan jantungnya dicabut dari tulang rusuknya.
Polisi cukup yakin bahwa hal itu dilakukan seorang yang cukup
sadis, dan mulai menanyai calon saksi, salah satu saksi mengatakan mereka
melihat wanita muda itu ditemani oleh Carl Grossmann. Polisi kemudian melakukan
penggeledahan di apartemennya pada tanggal 21 Oktober, dan menemukan tas tangan
wanita, namun Grossmann mampu memberikan penjelasan yang masuk akal dan masalah
tersebut tidak dilanjutkan lebih jauh. Pada bulan Desember 1920, seorang wanita
muda yang dikenal sebagai Melanie Sommer menghilang, dan banyaknya orang hilang
yang tidak dapat dijelaskan apa yang terjadi, serta ditemukannya mayat oleh
polisi terus berlanjut sepanjang tahun 1921 hingga awal Agustus, ketika wanita
Elisabeth Barthel menghilang sehingga menyebabkan jumlah kasus wanita hilang
yang dilaporkan ke Berlin.
Tanggal 13 Agustus seorang wanita muda lainnya menghilang ketika
Johanna Sosnowski yang berusia 24 tahun bekerja sebagai pembantu, ia merupakan
ibu dari 1 orang anak. Grossmann yang berusia 55 tahun sering melaporkan wanita-wanita
yang pernah menjadi pembantunya ini ke polisi, sebagai orang hilang dan
mengklaim bahwa mereka telah merampok di kediamannya sebelum melarikan diri,
namun sebenarnya mereka telah menjadi korban seksual sadisnya Grossmann dan
setelah memasuki apartemennya, langsung Grossmann eksekusi dan kemudian ia
mutilasi. Pembunuhan terakhirnya melibatkan juru masak wanita berusia 35 tahun,
Marie Theresia Nietsche, yang baru saja dibebaskan dari Penjara Moabit setelah
menjalani hukuman sebulan. Pada tanggal 21 Agustus 1921, dia bertemu Grossmann
di jalan dan bergabung dengannya untuk minum-minum di beberapa bar lokal.
Ketika Grossmann mengajak ke apartemennya, dia menawarinya kopi yang telah
dicampur dengan sianida dan kemudian mengikat tangan dan kakinya sebelum
memukul kepalanya.
Saat Grossmann dengan kejam memukuli Marie agar cepat mati, teriakan Marie terdengar oleh tetangga apartemen lain yaitu Gertrude Grabowski berusia 66 tahun, yang tinggal di lantai dua. Dia memberi tahu polisi tentang suara yang berasal dari apartemen Grossmann, petugas Polisi Kriminal, kemudian masuk ke kamar Grossmann. Ketika mereka masuk, mereka menemukan Grossmann sedang membedah tubuh seorang wanita muda, yang sedang berbaring terikat di tempat tidurnya. Grossmann ditahan dan didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama. Penyelidik yang menggeledah apartemennya menyimpulkan bahwa beberapa orang telah dibunuh di sana, yang mereka duga dari bukti noda darah yang menunjukkan setidaknya tiga korban lainnya. Saat diinterogasi, Grossmann akhirnya mengakui pembunuhan empat wanita yang dibunuh secara brutal di dalam kamarnya di Lange Strasse 88/89. Namun, polisi juga menemukan buku hariannya dari apartemennya, yang merinci wanita lain yang telah dia perkosa dan bunuh. Sebuah laporan dari tahun 1921 menyatakan Grossmann telah mengakui pembunuhan dua puluh wanita selama dua puluh tahun. Dipercaya bahwa beberapa perempuan yang telah dihabisin ini adalah korban tak dikenal, yang jenazahnya ditemukan terpotong-potong di kanal dekat Andreas Square dan waduk Engelbecken, namun polisi hanya memiliki sedikit bukti yang menghubungkan Grossmann dengan kejahatan ini.
Tetangganya juga ikut diinterogasi oleh polisi dan mengungkapkan
bahwa Grossmann sering ditemani teman wanita, yang sebagian besar masih muda
dan juga tunawisma, sementara perempuan tunawisma ditawari makanan dengan modus
yang sama kemudian diajak ke apartemennya. Diketahui bahwa Grossmann telah
membangun pintu masuk terpisah ke apartemennya, yang dia gunakan pada pagi hari
ketika dia tiba di rumah dalam keadaan mabuk setelah sesi minum sepanjang
malam, ditemani oleh seorang pelacur. Selama penyelidikan kejahatan Grossmann,
para penyelidik mengetahui aktivitasnya di masa perang sebagai tukang daging.
Sumber penghasilannya selama perang diduga berasal dari aktivitas pasar
gelapnya dengan menjajakan daging segar untuk membantu warga Berlin yang
kelaparan. Itu adalah sumber daging di pasar gelap yang kini dicurigai polisi
berasal dari korbannya, dan dijual kepada pelanggan yang tidak curiga karena kekurangan
sumber daging. Dia juga memiliki kedai hot dog di stasiun kereta dekat
rumahnya, dugaan kuat bahwa dia menggunakan daging korbannya sebagai pengganti
daging, lalu dia menjualnya kepada masyarakat yang tidak menaruh curiga, dan
membuang tulang serta bagian tubuh lainnya yang tidak dapat di manfaatkan ke
sungai.
Ia juga kerap ditanya tetangganya tentang bau tak sedap yang kerap
tercium dari apartemennya di Berlin. Grossmann akan menjelaskan kepada mereka
bahwa itu hanyalah ayam yang telah busuk. Tetangganya, Mannheim dan Helene
Itzig, curiga dengan aktivitasnya dan membuat lubang di pintunya sehingga
mereka dapat mengamatinya di dalam apartemennya. Mereka tidak pernah melihat
Grossmann membunuh korbannya, tapi mereka mengamati betapa kasarnya dia memperlakukan
teman wanitanya (pelacur). Persidangan Grossmann dimulai pada tanggal 02
Juli 1922 dan penuntut telah mengajukan 17 saksi untuk hadir dan memberikan
kesaksian melawan terdakwa. Di antara wanita-wanita ini ada seorang pelacur
bernama Erika, yang pergi ke apartemen Grossmann tetapi merasa apartemen itu
terlalu jorok dan menganggap Grossmann sendiri terlalu menyeramkan dan menolak
berhubungan seksual. Beberapa dari perempuan ini ada juga yang dilecehkan dan
melarikan diri, seperti seorang pekerja industri yang menganggur yang menerima
tawarannya untuk bekerja sebagai pengurus rumah tangga pada bulan Agustus 1921.
Dia segera mulai bekerja tetapi segera dibius dan diperkosa, meskipun ada
laporan dari banyak perempuan, pengacara Grossmann menyerang kebenaran klaim
dari mereka, dan menganggap cerita mereka tidak masuk akal.
Saksi lain yang diketahui adalah Helene dituduh oleh Grossmann sendiri mengetahui tentang pembunuhan tersebut dan berusaha memerasnya. Jaksa mengajukan ke pengadilan daftar panjang 23 perempuan yang hilang. Di antara nama-nama beberapa perempuan hilang yang diduga menjadi korban kebejatan seksual Grossmann antara lain Marie Feld, Luise Werner, Lisbeth Potske, Frieda Thomas, Emma Boritzki, Albertine Asher, Emma Baumann yang berusia 19 tahun dari Mecklenburg dan seorang wanita yang hanya dikenal sebagai Martha dari Polandia. Meskipun Grossmann tidak dituduh terlibat langsung dalam penghilangan perempuan-perempuan ini, kemungkinan besar dialah yang bertanggung jawab.
![]() |
(Foto Carl Grossmann) |
Setelah tiga hari kesaksian dari banyak saksi, Carl Grossmann
dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati. Laporan
kontemporer menunjukkan Grossmann tertawa ketika dijatuhi hukuman eksekusi.
Tidak diketahui kapan dia mulai membunuh wanita, motivasi Grossmann mengapa dia
memikat wanita ke apartemennya untuk membunuh mereka dan memutilasi mayat
mereka, dan juga apakah dia juga mengkonsumsi daging dari para korbannya, tidak
pernah dipastikan oleh pihak berwenang, dan keluarga korban tidak pernah
mendapat jawaban atas pertanyaan mereka tentang hilangnya orang yang dicintai
karena pada tanggal 5 Juli 1922, Grossmann bunuh diri dengan cara gantung diri
di sel penjara sebelum menerima eksekusi yang sesungguhnya.
0 komentar:
Posting Komentar