Jumat, 04 Maret 2022

Kasus Pembunuhan Gadis SMA di Jepang Yang Akhirnya Terpecahkan Setelah 14 Tahun

 

Hari itu 5 Oktober 2004, di Kota Hatsukaichi Prefektur Hiroshima. Seorang gadis SMA berumur 17 tahun bernama Kitaguchi Satomi, pulang dari sekolah pada jam 2 siang, lebih cepat dari jam pulang sekolah di Jepang biasanya dikarenakan sedang ada ujian akhir semester. Setelah sepulang sekolah, dia memutuskan untuk tidur siang, tetapi sebelum itu Satomi memberi pesan kepada adiknya untuk membangunkan dia jam 4 sore karena ada jadwal kerja part-time, Satomi kemudian menuju kamarnya, rumah keluarga ini unik kamar Satomi berada di lantai 2 sebuah bangunan B di rumahnya yang letaknya memisah dari bangunan utama A.


Sekitar jam 3, Adik dan Nenek Satomi mendengar teriakan dan suara langkah turun tangga, mereka yang dari bangunan A langsung bergegas menuju bangunan B. Adik dan Nenek Satomi kemudian melihat Satomi sudah bersimbah darah di depan genkan (entrance ala rumah jepang), bersama seorang laki-laki yang tidak dikenal sedang berdiri menggenggam pisau, pria tersebut kemudian langsung menyerang Adik dan Nenek Satomi, mereka langsung berlari kabur, tetapi sayangnya Nenek Satomi bisa dikejar dan pria tersebut lalu menusukan sebanyak 10x pada bagian punggung dan perut, namun sang Nenek masih bisa berusaha menelepon polisi sebelum akhirnya tidak sadarkan diri. Adiknya yang berhasil kabur, berlari tanpa mengenakan alas kaki sejauh 30 meter menuju gardening shop dan meminta tolong, namun sayangnya saat Polisi dan Team rescue datang, pria tersebut sudah tidak ada di TKP.

Terdapat 9 Fakta Yang Ditemukan

1.) Tidak ada harta yang hilang, dan tidak ada sobekan pada baju korban, polisi memastikan bahwa kasus ini bukan kasus pencurian dan penganiayaan.

2.) Korban dikenal anak yang jujur, berperilaku baik, orang-orang disekitar sangat yakin dan mengatakan tidak mungkin ada yang menaruh dendam kepada korban, motif pelaku tidak diketahui.

3.) Di kamar korban ditemukan pemutar musik yang masih menyala dengan earphone dicolokkan, bukti bahwa korban panik dan langsung bergegas keluar kamar.

4.) Ditemukan juga jejak sepatu pelaku, sidik jari, dan DNA pelaku dari lantai 2, pelaku mengejar korban sampai ke bawah tangga kemudian menusuk korban di depan genkan.

5.) Terdapat 10 tusukan di tubuh korban yaitu di bagian leher dan dada, tidak ada tusukan di punggung dan tangan.

6.) Setelah Satomi dan Neneknya dilarikan ke rumah sakit, Satomi kemudian dinyatakan meninggal karena kehabisan banyak darah, sedangkan Neneknya berhasil diselamatkan.

7.) Tiga hari setelah kejadian, polisi mengumumkan sketsa wajah pelaku yang didapatkan dari informasi dari adik korban, diketahui bahwa pelaku berumur +- 20 tahun dengan tinggi sekitar 165 cm, badan berisi, mata sipit, rambut kecoklatan, dan terdapat seperti bekas jerawat di wajah.

8.) Muncul saksi mata yaitu tetangga yang mengaku melihat orang yang mirip sketsa pelaku, berkeliaran di dekat TKP, dan menaiki motor aneh.

9.) Dari jejak sepatu pelaku, diketahui bahwa pelaku langsung menuju ke kamar korban, kemungkinan pelaku adalah orang yang mengetahui desain rumah korban, atau orang yang pernah memasuki kamar korban.

(Gambar Sketsa Pelaku)

Dari waktu yang singkat namun terkumpul informasi yang begitu banyak, semua menyangka pencarian pelaku berjalan dengan baik dan tinggal menunggu waktu ditemukannya pelaku, tetapi agaknya kasus ini tidak kunjung menunjukan perkembangan, pada bulan Maret tepatnya pada tahun 2008, 5 tahun setelah kejadian, polisi mengumumkan akan memberi reward uang 3jt Yen (380 jt Rupiah) kepada siapa saja yang menemukan informasi untuk penangkapan pelaku. Tetapi tetap saja polisi tidak kunjung mendapatkan informasi yang kuat, sampai kemudian kasus ini diberi label "kasus yang belum terpecahkan" dan kemudian sering dibahas di buletin elektronik, di TV show, dll lalu menimbulkan berbagai spekulasi.

Kasus yang belum terpecahkan selama 14 tahun, kemudian pada 2018 tiba-tiba menunjukan perkembangan, di tanggal 13 April 2018 di Prefektur Yamaguchi, pria bernama Kashima Manabu 35 tahun ditangkap polisi karena kasus penganiayaan terhadap rekan kerjanya, setelah diperiksa polisi, di identifikasi sidik jarinya, dan dicocokan dengan data base. Kemudian muncul lah kenyataan yang sangat mengejutkan, ternyata sidik jari Kashima cocok dengan sidik jari yang ditemukan di lokasi kasus pembunuhan 14 tahun yang lalu, kemudian investigator mengambil DNA Kashima dan mencocokan dengan DNA pelaku yang diambil dari kuku korban pembunuhan, saat itu lah kecurigaan berubah menjadi keyakinan.

Setelah dilakukan interogasi Kashima mengakui kejahatannya, saat itu dia merasa putus asa lalu melakukan kejahatan, pada 3 Mei 2018 Kashima ditangkap kembali atas percobaan pembunuhan Nenek Satomi, dan pada 24 Mei Kashima dituntut atas kasus pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Di pengadilan tepatnya tanggal 3 Maret 2020 Kishima mengakui atas semua prosekusinya, dalam pertanyaan terdakwa 4 Maret dia mengatakan, "Saya selama ini hidup dengan tidak memikirkan tentang kejadian itu, dan mencoba untuk tidak mengingatnya. Saya mungkin tidak ingat detail kejadian hari itu, tetapi saya akan mengatakan semua yang saya ingat disini. Saya sangat menyesal telah menyebabkan insiden karena alasan egois saya." Kashima juga mengatakan dirinya sendiri cocok mendapatkan hukuman mati, dan keluarga korban pun berharap tersebut, setelah itu pada 18 Maret 2020 dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan tidak mengajukan banding.

(Kashima Ketika Ditangkap)

Latar Belakang Kashima (pelaku)

Kashima lahir di kota Shimonoseki Prefektur Yamaguchi pada 1983. Setelah lulus SMA dia bekerja di Perusahaan Pengerjaan Logam, dia bekerja dengan disiplin setiap hari dan tanpa terlambat, namun pada 4 Oktober 2004 Kashima yang saat itu berumur 21 tahun, pagi itu terlambat bangun untuk bekerja, dia berpikir dia akan dimarahi, sambil masih berbaring di tempat tidur, dia berpikir dengan waktu yang lama dan mulai merasa benci ketika akan berangkat bekerja. Dia memikirkan untuk pergi ke Tokyo menaiki sepeda motor, dia membeli compass dan pisau lipat di hardware store, alasan dia membeli itu adalah karena dia pikir jika dia pergi ke timur, pasti akan sampai di Tokyo dan kalau ada pisau dia akan bertahan hidup di alam. Setelah itu dia pergi ke rumah temannya dan menyerahkan uang 50.000yen (6jt rupiah) kepada temannya dan pada dini hari pada tanggal 5 Oktober dia meninggalkan Prefektur Yamaguchi. Tekadnya sudah bulat untuk tidak kembali ke Prefektur Yamaguchi, dia membuang telepon genggamnya ke sungai, Kashima yang telah sampai di Hiroshima, melihat para gadis SMA dan dia memikirkan untuk melakukan tindakan asusila. "Aku akan memerkosa mereka, aku tidak masalah meskipun ditangkap polisi" pikirannya, setelah itu dia mulai mencari mangsa gadis SMA, dan menemukan Satomi yang saat itu kebetulan sepulang dari sekolah. Dia mengikuti Satomi kemudian menyusup ke rumahnya pada jam 3 sore, Kashima yang berhasil masuk ke kamar Satomi menodongkan pisau ke Satomi yang sedang tidur tengkurap, mengatakan "jangan bergerak, lepas baju mu!".

Tetapi Satomi saat itu berhasil mencoba kabur namun terjatuh saat menuruni tangga, Kashima mencoba menarik Satomi untuk naik ke lantai 2 lagi, namun dilawan Satomi dan Kashima mengancam dengan menusuk perut Satomi dengan pisau, Kashima yang tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan, dia malah menyalahkan Satomi dan mengatakan "Mengapa kamu kabur". Dengan perasaan penyesalan yang dalam setelah kejadian itu dia tidak makan, tidak minum, dan tidak tidur selama 3 hari kabur menuju Tokyo. Setelah itu uang dia habis dia menghabiskan selama 5 hari di Tokyo, karena takut mati kelaparan, dia menghubungi temannya yang dititipi uang untuk mengirimkan uang tersebut, dia lalu pulang kembali ke rumahnya di Yamaguchi, dan pisau yang dia gunakan untuk menusuk dia simpan di dalam laci, dia memiliki perasaan ingin melupakan insiden tersebut, tetapi karena rasa tanggung jawab dia tidak bisa membuang pisau tersebut. Setelah itu mulai dari 2005 dia mulai bekerja di perusahan teknik sipil dan pembangunan, dan dia bekerja dengan serius tanpa pernah absen, dia juga menjadi pendiam dan lebih tenang, beberapa tahun kemudian dia mengingat insiden, dan mencoba mencari di internet, dari situ dia baru mengetahui kalau korbannya meninggal dunia.

Pada 2018 bulan April, dengan alasan kesal dia menendang kaki kiri teman kerjanya, lalu Yamaguchi dilaporkan polisi dan ditangkap, setelah diperiksa lebih lanjut diketahui bahwa dia pelaku kasus pembunuhan pada tahun 2004. Dia mengatakan ada perasaan lega ketika dia ditangkap, dan alasan dia tidak menyerahkan diri selama ini adalah karena dia merasa nyaman dengan hidup bebas.



(Sketsa wajah pelaku 2004, dan Kishima Manabu Saat Ditangkap 2018)


Sumber : https://twitter.com/shiroi_tanpopo_/status/1488401359007191040?s=08



0 komentar:

Posting Komentar